Contoh Kasus
BUMI NYIUR SWALAYAN
Bumi Nyiur Swalayan adalah merupakan pioner dalam pemasaran eceran di Kota Palu, pada tahun 2009 yang lalu mengalami suatu masalah dimana manajer keuangan mengalami kesulitan dalam penghitungan persediaan barang mereka. Hal inilah membuat saya membantu manajer BNS untuk menghitung GMROI-ratenya.
Persediaan BNS mempunyai volume penjualan tahunan sebesar 100.000 unit.
Rata-rata investasi untuk persediaan ini adalah Rp. 12.500.
Harga pokok persediaan ini adalah Rp. 7.500,-,
Harga jualnya adalah Rp. 10.000/unit.
Berapa GMROI-ratenya…?
Jawaban :
100.000 : 12.500 = 8X (delapan kali)
8,0 kali X 33% = 2,7
Jadi dasar unit persediaan adalah sebesar = 2,70
Dapat pula dihitung dengan total HPP, dimana :
Harga pokok penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan = Total HPP
Rp. 750.000.000 (Rp. 100.000 X Rp. 75.000) / Rp. 93.750.000 (Rp. 12.500 X Rp. 7.500) = 8
Jadi harga pokok penjualan harus dinaikkan sebesar Rp. 2.500,-
Sedangkan cost mark-on rate untuk persediaan sebesar 33%.
GMROI-rate sebesar 2,7 ini berarti bahwa untuk setiap Rp. 1000 dana yang di investasikan dalam bentuk persediaan akan memberikan hasil Return sebesar Rp. 2,70
Lebih lanjut tentang: Analisis LAPORAN KEUANGAN RETAILING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar